nah si kabupaten siak provinsi Riau ini ada tiga jembatan yang sanagt menarik bagi pengunjung luar kota untuk berfoto disini.
ini dia jembatan yang berada di pusat kota siak sri indra pura yang di beri nama dengan jembatang tengku agung sultanah latifah...
Letaknya di kota Siak Sri inderapura. Nama jembatan ini diambil dari
nama istri Raja Siak Sultan Syarif Hashim. Jembatan Sultan Syarif Hashim
sudah pernah saya liput diartikel sebelumnya, nah jembatan sultan
syarif Hashim inilah pasangan jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah.
Jembatan Ini diresmikan tanggal 11 Agustus 2007 dan peresmiannya
langsung oleh Bapak Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang
Yudhoyono. Biaya pembangunan jembatan ini berasal dari APBD Kab Siak. Ya
murni dari APBD kab. Siak. Berapa biayanya…? 277,65 Milyar bro…! fery
Fantastic… Jembatan ini mempunyai panjang 1.196 meter. Pemandangan dari
atas jembatan ini sangat lah indah. Dari sini Brother semua bisa melihat
kemegahan kota siak. Islamic Center, Gedung –gedung perkantoran, taman
kota dan lain-lain. So… kalau ada kesempatan dan dana kalau yang jauh…
berkunjunglah ke sini… Berminat…?
Bagaimana Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah (JTASL) ini… Menarik
bukan…? oia di jembatan ini kendaraan tidak boleh berhenti (disemua
jembatan sih) tertulis dari pengumuman sebelum melintasi jembatan ini.
Beda dengan jembatan Sultan Syarif Hashim… orang berjubel bro diatasnya…
nah kalo yang satu ini namanya jembatan teluk mesjid atau jembatan siak 2...
sumber : https://meitanteiamiterasu.wordpress.com/2011/07/15/564kemegahan-jembatan-tengku-agung-sultanah-latifah/
nah jembatan ini berada di kecamatan sungai apit dan masih kabupaten siak, menarik bukan ? ayoo teman teman yang belum kesini mari berkunjung hamparan padi yang dibawah jembatan itu membuat suasana jembatan menjadi bagus...
nah kalau yang satu ini adalah jembatan yang menghubungkan kita menuju kecamatan tualang atau lebih akrab di sebut perawang, letaknya masih di maredan nya... mearik bukan dengan ketinggian nya itu kitabisa memandangi hamparan pohon sawit dan seluruh kota perawang...
nah bagi teman teman yang belom berkunjung ayoo buruann........
wisata siak
Rabu, 16 September 2015
Negeri Siak ku Ada Museum Kerajaan nya loh......
Museum Istana Siak merupakan bangunan peninggalan kerajaan Melayu Islam terbesar di Riau, yaitu kerajaan Siak Sri Indrapura. Museum yang berupa kompleks istana kerajaan Siak ini dibangun oleh Sultan ke-11 Siak, Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada 1889 dan dinamakan Istana Asserayyah Hasyimiyah yang juga dikenal sebagai Istana Matahari Timur. Arsiteknya adalah seorang Jerman dengan mengadopsi gaya arsitektur Eropa, India, dan Arab yang dipadu dengan arsitektur Melayu tradisional.
Pada masa pemerintahan Sultan Assyaidis Syarif Hasyim kerajaan Siak mengalami kemajuan, terutama di bidang ekonomi. Pada masa pemerintahannya, beliau berkesempatan melawat ke Eropa untuk mengunjungi Jerman dan Belanda.
Kerajaan Siak Sri Indrapura didirikan pada 1723. Sultan terakhir kerajaan ini adalah Tengku Sulung Syarif Kasim dinobatkan sebagai sultan ke-12 dengan gelar Assyaidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin yang kemudian dikenal sebagai Sultan Syarif Kasim Tsani (Sultan Syarif Kasim II) pada 1915.
Dengan diproklamasikannya RI pada 1945, Sultan Syarif Kasim II menyatakan bergabung dengan RI. Beliau menyerahkan mahkota kerajaan dan uang sepuluh ribu gulden kepada Presiden Soekarno.
KOLEKSI
Koleksi museum ini antara lain berbagai tanda mata yang diberikan oleh tamu-tamu dari kerajaan lain semasa pemerintahan Sultan ke-11 dan ke-12 Siak dan foto keluarga kerajaan. Selain itu senjata dan benda-benda kerajaan berupa tombak, keris, meriam, cermin mustika, kursi, lampu kristal, keramik Cina dan Eropa, sendok bermerek lambang kerajaan, dan patung pualam bermata berlian.
ALAMAT
Jalan Sultan Syarif Kasim, Siak,
Kabupaten Siak, Riau
JAM KUNJUNG
Setiap hari: 09.00 – 16.00
KARCIS MASUK
Dewasa: Rp 3.000
Anak-anak: Rp 2.000
Museum Istana Siak merupakan bangunan peninggalan kerajaan Melayu Islam terbesar di Riau, yaitu kerajaan Siak Sri Indrapura. Museum yang berupa kompleks istana kerajaan Siak ini dibangun oleh Sultan ke-11 Siak, Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada 1889 dan dinamakan Istana Asserayyah Hasyimiyah yang juga dikenal sebagai Istana Matahari Timur. Arsiteknya adalah seorang Jerman dengan mengadopsi gaya arsitektur Eropa, India, dan Arab yang dipadu dengan arsitektur Melayu tradisional.
Pada masa pemerintahan Sultan Assyaidis Syarif Hasyim kerajaan Siak mengalami kemajuan, terutama di bidang ekonomi. Pada masa pemerintahannya, beliau berkesempatan melawat ke Eropa untuk mengunjungi Jerman dan Belanda.
Kerajaan Siak Sri Indrapura didirikan pada 1723. Sultan terakhir kerajaan ini adalah Tengku Sulung Syarif Kasim dinobatkan sebagai sultan ke-12 dengan gelar Assyaidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin yang kemudian dikenal sebagai Sultan Syarif Kasim Tsani (Sultan Syarif Kasim II) pada 1915.
Dengan diproklamasikannya RI pada 1945, Sultan Syarif Kasim II menyatakan bergabung dengan RI. Beliau menyerahkan mahkota kerajaan dan uang sepuluh ribu gulden kepada Presiden Soekarno.
KOLEKSI
Koleksi museum ini antara lain berbagai tanda mata yang diberikan oleh tamu-tamu dari kerajaan lain semasa pemerintahan Sultan ke-11 dan ke-12 Siak dan foto keluarga kerajaan. Selain itu senjata dan benda-benda kerajaan berupa tombak, keris, meriam, cermin mustika, kursi, lampu kristal, keramik Cina dan Eropa, sendok bermerek lambang kerajaan, dan patung pualam bermata berlian.
ALAMAT
Jalan Sultan Syarif Kasim, Siak,
Kabupaten Siak, Riau
JAM KUNJUNG
Setiap hari: 09.00 – 16.00
KARCIS MASUK
Dewasa: Rp 3.000
Anak-anak: Rp 2.000
buat teman-teman yang belum berkunjung ke istana asserayah Hassimiyah ayo buruan isi liburan anda untuk kesini, seru loh disini juga banyak dilegkapi dengan cinderamta untuk anda yang berasal dari luar kota Siak.
ga bakalan nyesel deh kunjungan ke istana ini.......
INI DIA MAKAN KHAS DARI SIAK
Jika anda melancong anda jika anda berkunjung ke Siak Sri Indrapura Provinsi Riau jangan sampai tak melewatkan panganan yang satu ini.
Tanah Melayu memilki ragam Kuliner yang tidak biasa dan terpengaruh dari kekayaan budayanya. Makanan-makanan Melayu yang mempunyai citarasa yang kuat dan kaya.
Jenis Kue ini memiliki tekstur yang lembut dan memiliki harum yang khas, warna kue yang menggugah selera.
Kue Kemojo ini merupakan kue khas Pekanbaru dihidupkan oleh Bu Dinawati. Kue bolu yang awalnya hanya dibuat untuk makanan keluarga dan sekarang menjadi buah tangan dan salah satu oleh-oleh khas dari Provinsi Riau.
Selain Kue Kemojo ada juga makanan Khas lain yang bisa anda nikmati di Siak Sri Indrapura Provinsi Riau diantranya :
Lempok Durian, Roti Jala, Roti Canai, Es Laksamana Mengamuk, Asidah, Es Air Mata Pengantin, Ikan Salai, Kue Bangkit. Beginilah Kekayaan dan Keragaman makanan Khas yang ada di Siak Sri Indrapura.
Jika anda melancong anda jika anda berkunjung ke Siak Sri Indrapura Provinsi Riau jangan sampai tak melewatkan panganan yang satu ini.
Tanah Melayu memilki ragam Kuliner yang tidak biasa dan terpengaruh dari kekayaan budayanya. Makanan-makanan Melayu yang mempunyai citarasa yang kuat dan kaya.
Jenis Kue ini memiliki tekstur yang lembut dan memiliki harum yang khas, warna kue yang menggugah selera.
Kue Kemojo ini merupakan kue khas Pekanbaru dihidupkan oleh Bu Dinawati. Kue bolu yang awalnya hanya dibuat untuk makanan keluarga dan sekarang menjadi buah tangan dan salah satu oleh-oleh khas dari Provinsi Riau.
Selain Kue Kemojo ada juga makanan Khas lain yang bisa anda nikmati di Siak Sri Indrapura Provinsi Riau diantranya :
Lempok Durian, Roti Jala, Roti Canai, Es Laksamana Mengamuk, Asidah, Es Air Mata Pengantin, Ikan Salai, Kue Bangkit. Beginilah Kekayaan dan Keragaman makanan Khas yang ada di Siak Sri Indrapura.
AYO BURUAN KUNJUNGI KOTA SIAK.........
kuliner siak
Siak Perlu Kembangkan Potensi Wisata Turap
Pekanbaru, (antarariau.com) - Wisata kuliner di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, yang terkenal dengan wisata kuliner turap, perlu dikembangkan agar lebih semarak pada malam hari, sehingga menjadi salah satu wisata andalan."Wisata kuliner turap harus dibenahi, sehingga menjadi salah satu daya tarik tamu yang datang ke Siak. Misalnya dikemas dengan lampu-lampu hias," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Siak Said Agus di Pekanbaru, Jumat.
Wisata kuliner turap terletak di sepanjang bantaran Sungai Siak dengan pemandangan Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah (TASL) yang sangat indah di malam hari.
Berbagai jenis makanan lokal maupun santapan dari luar daerah lainnya yang mengundang selera dapat ditemui di wisata kuliner turap. Menikmati makanan di lokasi ini tepat di tepi Sungai Siak yang selalu dilalui kapal-kapal besar membuat pemandangan yang bagus.
Dia mengatakan, wisata kuliner turap sudah dikenal oleh pengunjung yang pernah ke Siak apalagi dilengkapi dengan fasilitas wifi. Hanya saja kemasannya masih belum menarik padahal letaknya sudah sangat strategis.
"Jadikanlah wisata kuliner turap ini andalan wisata Siak di malam hari, karena terkadang tamu maupun wisatawan yang datang ke Siak, bingung jika sudah malam menjelang," jelasnya.
Menurutnya diharapkan menjadi perhatian pemkab Siak untuk mengemas lebih semarak wisata kuliner turap sehingga menambah jumlah kunjungan dan tamu maupun wsatawan yang datang ke Siak menjadi betah.
Kabupaten Siak terkenal dengan negeri istana dengan Istana Siak menjadi daftar pertama kunjungan tamu dan wisatawan domestik maupun mancanegara . Wisata sejarah menjadi unggulan kabupaten yang sudah berusia 13 tahun ini.
Perjalanan menuju kota Siak Sri Indrapura dari ibukota Provinsi Riau, yakni Pekanbaru hanya memerlukan waktu sekitar dua jam. Perjalanan bisa ditempuh melalui darat maupun sungai dengan biaya hanya Rp 65.000,-.
Untuk penginapan dan hotel sudah tersedia. Bagi wisatawan dapat mengunjungi berbagai objek wisata sejarah peninggalan kerajaan Siak Sri Indrapura dan bangunan-bangunan peninggalan Belanda.
Selasa, 15 September 2015
Siak adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau
yang dulunya merupakan pusat kesultanan Islam terbesar di Riau yaitu
Siak Sri Indrapura. Warisan kebesarannya pun hingga kini masih nampak di
berbagai sudut kota. Sejarahnya yang panjang telah meninggalkan warisan
peradaban Melayu yang mengagumkan dan pantas dibanggakan Indonesia.
Siak semakin banyak diminati wisatawan
mengingat di sini berdiam banyak sisa bangunan bersejarah sisa dari
Kesultanan Siak Sri Indrapura hingga bangunan peninggalan Hindia
Belanda. Beberapa yang sering dikunjungi wisatawan adalah Istana Siak,
Masjid Sultan, Makam Marhum Buantan, Balai Kerapatan Tinggi, Wisata
Bahari Danau Pulau Besar, Wisata Sungai dan Wisata Agro, Taman Hutan
Raya Sultan Syarif Qasyim, Monumen Pompa Angguk, Bangunan Peninggalan
Belanda, dan Kapal Kato. Dengan beragam peninggalan tersebut membuat
Kota Siak menjadi salah satu lokasi wisata sejarah yang sayang untuk
dilewatkan.
Kesultanan Siak Sri Indrapura didirikan
pada 1723 M oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah, yaitu putra Raja Johor
Sultan Mahmud Syah. Kesultanan Melayu Islam yang terbesar di Riau ini
mengalami masa kejayaan pada abad ke-16 hingga abad ke-20. Kesultanan
ini memiliki hubungan erat dengan kerajaan Malaka dan Johor-Riau. Kini
pun seakan tidak lepas dari sejarahnya, Kabupaten Siak masuk dalam
wilayah segitiga pertumbuhan (growth triangle) Indonesia - Malaysia - Singapura.
Sungai Siak yang membelah wilayah
Kabupaten Siak merupakan sungai terdalam di Indonesia dan berfungsi
sebagai sarana transportasi dan perhubungan. Selain Sungai Siak ada juga
sungai lainnya di Siak, yaitu: Sungai Mandau, Sungai Gasib, Sungai
Apit, Sungai Tengah, Sungai Rawa, Sungai Buantan, Sungai Limau, dan
Sungai Bayam. Ada pula beberapa danau, yaitu: Danau Ketialau, Danau Air
Hitam, Danau Besi, Danau Tembatu Sonsang, Danau Pulau Besar, Danau
Zamrud, Danau Pulau Bawah, Danau Pulau Atas dan Tasik Rawa.
Ada beragam makna dari kata siak,
sebagian mengatakan itu berasal dari nama tumbuhan yang banyak terdapat
di daerah ini yaitu yaitu siak-siak. Kata Siak Sri Inderapura dalam
bahasa Sanskerta berasal dari kata sri (bercahaya), indra (raja), dan pura (kota atau kerajaan), secara harfiah bermakna pusat kota raja yang taat beragama. Dalam anggapan masyarakat Melayu bahwa kata siak berarti sangat bertali erat dengan agama Islam,
yaitu orang siak adalah orang yang ahli agama Islam, jadi apabila
seseorang hidupnya tekun beragama dapat dikatakan sebagai orang siak.
Kabupaten Siak awalnya merupakan wilayah
Kabupaten Bengkalis yang kemudian berubah status menjadi Kecamatan
Siak. Berikutnya, tahun 1999 berubah menjadi Kabupaten Siak dengan ibu
kota Siak Sri Indrapura. Kabupaten Siak dikenal sebagai penghasil minyak
bumi dengan standard terbaik di Indonesia. Tambang Minyak Bumi ini
berada di Kecamatan Siak, Sungai Apit dan Minas yang dikelola oleh PT.
Chevron dan PT. Kondur Petroleum SA.
Kota Siak memiliki nuansa yang tenang,
bersih, dan ramah masyarakatnya. Salah satu icon terbaru kota ini adalah
Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah. Keberadaannya selain sebagai
sarana transportasi juga menjadi tujuan wisata di daerah ini.
Di tepi Sungai Siak tidak jauh dari Istana Siak, mulai sore hari hingga
malamnya, ada banyak penjaja makanan seperti jagung bakar, es kelapa
muda, dan aneka makanan laut. Anda dapat berduduk santai sambil
bercengkrama menikmati keindahan pemandangan Matahari terbenam dan
gemerlap lampu Jembatan Siak. Tidak jauh dari Istana Siak, banyak
terdapat warung makan yang menyajikan Udang Galah Goreng
sebagai salah satu ikon makanan khas Siak. Udang galah (Macrobrachium
rosenbergii) adalah jenis udang air tawar yang berukuran cukup besar dan
menjadi kuliner yang patut Anda cicipi. Temukan beberapa tempat menarik
untuk pilihan kuliner di Siak, seperti berikut ini.Ocky’s Resto CafĂ©Jl. Hang Tuah (Depan Gedung LAM)Selera Setia RajaJl. Hang Tuah (Depan Gedung LAM)Restoran Lancang Kuningestoran LancJl. Pemda – Sei. Mempura Rm. Simpang RayaJl. Perawang – Tualang
Asik loh jalan-jalan kesiak.. ayo buruan yang belom pada wisata kesiak banayak pemandangan menarik disana ga bakalan nyesel deh kalau wisata disiak, kuliner nya itu loh yang khas dengan beraneka ragam suku khususnya dengan khas melayu...
Langganan:
Postingan (Atom)